Adalah seorang dokter wanita. Sebut saja namanya dr. Maria (bukan nama sebenarnya). Usianya setengah baya. Dalam prakteknyta ia selalu menasehati pasien tentang tumor payu dara. Agar mereka sering memeriksakan jika terjadi benjolan.
Ia adalah seorang dokter, yang rajin pergi Gereja. Khususnya pergi Gereja pada Minggu bersama keluarganya. Ia tidak membayangkan bahwa ia akan menderita tumor payudara. Ketika dia diagnose bahwa ada tumor di dalam payudaranya, ia sangat shock. Bagaimana mungkin, setiap kali ia selalu memberikan nasehat untuk pasiennya mengenai tumor ini, ternyata ia sendiri terkena. Jadi ia sangsat shock. Nggak mungkin. Ia pun “complain” sama Tuhan, bagaimana mungkin ia selalu membantu orang lain, tapi ia sendiri terkena juga dengan tumor ini. Ia sempat marah ke[ada Tuhan. Ia sempat putus asa, bagaimana ini mungkin terjadi.
Ketika ia harus memeriksakan tumornya ke Singapura, dalam pesawat dari Jakarta ke Singapore, ada seorang pasien juga di dalam pesawat. Para awak kapal cukup panik, karena pasien itu muntah darah, maka awak kapal mengumumkan apa ada dokter dalam pesawat itu. Ternyata dokter Maria yang ada di dalam pesawat bersama mereka, ia membantu pasien itu sampai akhirnya masalahnya teratasi. Ia cukup bahagia, karena doanya terkabul. Ia memang sudah putus asa, merasa tak bermanfaat dengan adanya penyakit itu di dalam dirinya. Namun dalam keadaan sakit, ia toh masih bermanfaat bagi orang lain, merasa ia tetap bermanfaat bagi orang.
Dr. Maria sekarang ini memang sudah menjalani chemo, dan sebentar lagi chemo terakhirnya akan selesai. Kondisinya sudah mulai membaik setelah menjalani chemo. Dr. Maria menceriterakan hal ini kepada Admin, ketika ia mensharingkan pengalamannya di komunitas meditasi Kitab Suci.
Pencobaan atau penderitaan yang dialami setiap orang ada maknanya yakni pertobatan. Tuhan menghendaki semua selamat melalui pertobatan. Barangkali pengalaman dokter ini Tuhan mempunyai rencana yang lebih besar untuk dr. Maria. Siapa tahu Tuhan memilihnya untuk memberikan pelayanan yang lebih besar. Selain melayani pasien yang sakit jasmani, tetapi juga pasien yang sakit rohani. Tuhan terkadang ikut campur tangan dalam hidup kita, cuma kita sendiri tidak menyadari hal itu.
Pengalaman putus asa menjadi bermanfaat adalah sharing yang menarik. Putus asa sendiri adalah dosa. Setelah beberapa kali mengikuti Komunitas ini, dokter makin terbuka untuk Sabda Tuhan. Selama ini memang ia kurang perhatian terhadap kehidupan Gereja, dan pergi ke Gereja hanyalah sekedar kewajiban. Tapi untuk bergaul dengan Tuhan melalaui Kitab Suci, sungguh jarang terjadi.
Mudah-mudahan pengalaman dr Maria itu menjadi bahan inspirasi bagi kita semua bahwa Tuhan meminta kepada kita semua menjadi murid yang berbuah. Demikian sharing kesaksian dr. Maria
0 komentar:
Posting Komentar