Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Minggu, 19 Juli 2015

YESUS Sumber kehidupan.

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1)
Dalam Injilnya, Rasul Yohanes tidak saja menjelaskan tentang siapa Yesus Kristus dalam pra-eksistensi-Nya, tetapi juga menjelaskan bahwa Dia adalah sumber segala yang ada dalam dunia ini. Jika kita berhenti mengenal Kristus hanya sampai pada taraf ini, maka bisa saja kita terjebak pada “deisme,” yaitu suatu kepercayaan yang mengakui bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu yang ada, tetapi tidak terlibat dalam dunia ciptaan-Nya.
Pemberitaan Rasul Yohanes tentang Sang Firman tidaklah berhenti sampai pada taraf tersebut, tetapi ia menegaskan bahwa “Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan… sedang datang ke dalam dunia” (ay. 4-9). Ini merupakan bukti bahwa Allah terlibat dalam hidup manusia. Apa yang Allah lakukan?
Pertama, memberi solusi bagi keberdosaan manusia. Kegelapan ma-nusia tidak dapat dibereskan oleh manusia sendiri, karena manusia tidak memiliki terang hidup dalam dirinya. Jika manusia tidak memiliki terang dalam dirinya, maka mereka butuh terang dari luar dirinya. Di sini, Rasul Yohanes ingin menegaskan, bahwa hanya Yesuslah solusi keberdosaan manusia, karena Dialah sumber kehidupan dan terang manusia.
Kedua, terang hidup itu bersumber pada Allah saja. Sebuah ironi, jika manusia yang tinggal di dalam kegelapan dosa mengaku memiliki terang hidup (atau memperoleh keselamatan melalui usahanya sendiri). Rasul Yohanes menyatakan, bahwa “Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia,” maka terang hidup/keselamatan tidak pernah datang dari manusia, tetapi dari Allah saja.
Ketiga, Yesus adalah Allah, sumber kehidupan. Jika terang hidup bagi manusia hanya bersumber pada Allah, maka Yesus adalah Allah, karena di dalam Dia sajalah terang hidup itu berada. Itu sebabnya, sejak permulaan tulisannya, Rasul Yohanes telah memperkenalkan siapa Yesus Kristus itu. Ia bukan sekedar manusia biasa, tetapi Allah yang berinkarnasi (ay. 14). Di dalam Dia, kita menemukan kehidupan yang kekal.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar